Kemendiknas Temukan 900 Kecurangan Ujian Nasional

Tuesday, 06 April 2010 BANDUNG (SI) – Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengungkapkan, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah menerima 900 lebih laporan kecurangan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan SMP.

Dari jumlah itu, 200 laporan di antaranya menyatakan adanya kebocoran soal.Salah satunya yang terjadi di Medan, Sumatera Utara (Sumut). “Kami sudah putuskan, UN di dua sekolah di Medan untuk diulang,” tegas Fasli di Bandung kemarin. Selain Medan, Fasli mengungkapkan, beberapa sekolah di Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, juga terancam mengulang UN.Namun, pihaknya belum dapat memastikan kebocoran soal di wilayah tersebut.“Kita masih terus memverifikasi beberapa sekolah di sana, hasil temuan masih kita tindaklanjuti,ada empat sampai lima lokasi yang terus kita selidiki, jika terbukti, maka sekolah tersebut harus mengulang,” tandasnya.

Meski demikian,Fasli menyatakan, UN tahun ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu indikasinya, pemerintah daerah sudah tidak lagi berpikir hasil UN terkait dengan reputasi daerah. Sebelumnya, kata Fasli, pemerintah daerah selalu mengaitkan UN dengan reputasi daerah.“Tahun ini sudah berubah. Mereka berpikir bahwa tidak ada gunanya peringkat yang bagus tapi dengan kecurangan. Jadi, sudah ada komitmen dari pemerintah daerah. Dan akhirnya kita mendapatkan laporan-laporan temuan,” ungkapnya. Menurut Fasli, kecurangan UN lebih disebabkan sistem yang masih lemah dan kurang mumpuni. Karena itu, dia meminta agar kecurangan UN ini tidak didakwakan atau dituduhkan kepada peserta.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat Wahyudin Zarkasyi menyatakan, pihaknya juga menerima laporan kecurangan UN.Dia bahkan mengaku sudah berkoordinasi dengan tim pengawas independen (TPI) untuk menelusuri kecurangan dari hasil pemindaian soal. “Dari hasil pemindaian itu, akan terlihat apakah sekolah melakukan kecurangan atau tidak. Misalnya,satu sekolah jawabannya sama semua.Itu kantidak logis dan bukan tidak mungkin UN di sekolah itu diulang,” tandasnya.

Namun, Wahyudin menyatakan,hingga kini belum ada bukti kuat yang mengarah adanya kecurangan dan kebocoran soal. (krisiandi sacawisastra) 

orginal by seputar indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar